Warga AS Dievakuasi dari Israel dengan Kapal, Konflik Israel-Hamas Belum Ada Titik Temu

Photo Author
- Minggu, 22 Oktober 2023 | 19:04 WIB
Potret warga AS di Evakuasi dari israel (Al-Jazeera)
Potret warga AS di Evakuasi dari israel (Al-Jazeera)

PITUTUR.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengevakuasi ratusan warga negaranya dari Israel, yang sedang berperang melawan Hamas di Jalur Gaza.

Mereka diangkut dengan kapal pesiar menuju Siprus, dan kemudian diterbangkan ke AS.

Evakuasi ini dilakukan saat Israel bersiap melancarkan invasi darat ke Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran serangan udara Israel selama lebih dari sepekan.

Baca Juga: Serangan Israel Hancurkan Rumah Sakit dan Reruntuhan di Gaza, 1.000 Orang Hilang dan 140 Anak-anak Tewas

Warga negara AS dan anggota keluarga dekat mereka menunggu sebelum meninggalkan Israel dengan kapal menuju Siprus, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Haifa, Israel, Senin (16/10/2023).

Menurut Kedutaan Besar AS di Israel, kapal evakuasi itu membawa warga negara AS dan anggota keluarga dekat mereka dengan dokumen perjalanan yang sah.

Setiap penumpang dalam kapal evakuasi itu diharuskan menandatangani dokumen yang isinya berjanji untuk membayar kembali biaya perjalanan dan hanya diperbolehkan membawa satu koper saja.

Baca Juga: Israel-Hamas Perang Tanpa Henti, 700 Warga Israel Tewas Akibat Roket, Netanyahu Ancam Hancurkan Gaza

Puluhan ribu pemegang paspor AS diketahui tinggal di wilayah Israel. Sementara itu, sedikitnya 29 warga negara AS dilaporkan tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, sedangkan 15 orang lainnya dilaporkan hilang dan diyakini termasuk dalam kelompok yang disandera Hamas.

Salah satu warga AS yang dievakuasi adalah Barbara Zwillick, 71 tahun, yang sebelumnya tinggal di Yesud HaMa'ala, sebuah desa sekitar 7 km dari Lebanon selatan dan 25 km dari Suriah. "Aku merasa seperti seorang pengungsi. Maksudku, aku salah satunya, kamu menyebutnya apa lagi?" kata Zwillick, yang berasal dari New York.

Warga AS lainnya, Ariella Keshet, 45 tahun, seorang terapis dari Katzrin, sebuah kota di Dataran Tinggi Golan, juga turut dalam kapal itu.

"Perasaan saya campur aduk. Saya merasa tidak enak untuk pergi jika terjadi sesuatu pada seseorang di komunitas saya dan saya tidak berada di sana," katanya.

Sementara itu, nasib warga negara lain yang tinggal di Israel masih belum jelas. Beberapa negara seperti Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, dan Australia juga telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya untuk menghindari perjalanan ke Israel dan Jalur Gaza. Namun, belum ada informasi resmi mengenai rencana evakuasi dari negara-negara tersebut.

Konflik antara Israel dan Hamas telah menewaskan lebih dari 4.000 orang sejauh ini, sebagian besar adalah warga Palestina di Jalur Gaza.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rasyiqi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X