Tokoh-Tokoh yang Berperan Penting dalam Pertempuran Surabaya, Peristiwa yang Melahirkan Hari Pahlawan

Photo Author
- Selasa, 7 November 2023 | 19:16 WIB
Parade Surabaya Juang 2023 untuk memperingati Hari Pahlawan akan digelar dengan konsep baru. (DOK. PEMKOT SURABAYA)
Parade Surabaya Juang 2023 untuk memperingati Hari Pahlawan akan digelar dengan konsep baru. (DOK. PEMKOT SURABAYA)

PITUTUR.id -  10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, sebuah hari nasional yang ditetapkan untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Salah satu peristiwa yang menjadi latar belakang penetapan Hari Pahlawan adalah Pertempuran Surabaya, sebuah pertempuran besar dan berdarah antara pasukan pejuang Indonesia dan pasukan Sekutu yang terdiri dari Inggris dan Belanda pada tahun 1945.

Pertempuran Surabaya dipicu oleh insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) oleh para pemuda Indonesia pada 19 September 1945.

Bendera Belanda yang dikibarkan di hotel tersebut dirusak dengan cara merobek bagian warna biru sehingga tersisa warna merah dan putih yang merupakan warna bendera Indonesia.

Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap kehadiran pasukan Sekutu yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada Perang Dunia II.

Pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945 dengan dalih melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang.

Namun, pasukan Sekutu juga membawa serta pasukan Belanda yang dikenal sebagai NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang berusaha mengambil alih pemerintahan di Surabaya.

Hal ini menimbulkan kemarahan dan perlawanan dari rakyat Surabaya yang telah mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pertempuran pertama antara pasukan Indonesia dan pasukan Sekutu terjadi pada 27 Oktober 1945 ketika sebuah truk yang membawa senjata dari Jepang diserang oleh pasukan Gurkha (pasukan bayaran Inggris) di dekat Rumah Sakit Darmo.

Pertempuran ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Surabaya seperti Kayoon, Simpang, Ketabang, Jembatan Merah, Tanjung Perak, dan Benteng Miring.

Pertempuran semakin memanas ketika Mallaby tewas dalam baku tembak di Gedung Internatio pada 30 Oktober 1945.

Pasukan Inggris yang marah kemudian mengeluarkan ultimatum kepada pasukan Indonesia untuk menyerahkan senjata dan menyerah dalam waktu 24 jam atau menghadapi serangan besar-besaran.

Pasukan Indonesia yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Timur Suryo menolak ultimatum tersebut dan bersiap untuk bertempur hingga titik darah penghabisan. Pada 10 November 1945, pasukan Inggris melancarkan serangan udara dan darat yang didukung oleh tank, pesawat, dan kapal perang.

Pasukan Indonesia yang minim persenjataan dan perlengkapan berjuang dengan gigih dan berani menghadapi pasukan Inggris yang lebih unggul.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Isal Arham

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X