umkm

Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Berhasil Tingkatkan Omset Usaha Berkat Pemberdayaan BRI

Selasa, 10 September 2024 | 12:39 WIB
Klaster Telur Asin Abinisa tengah berada di Event Bazar UMKM Brilian Indepence Week 2024 di Kantor Pusat BRI, Jakarta Pusat. (istimewa)

PITUTUR.Id – Di balik kelezatan dan primadonanya telur asin yang berasal dari Desa Sujung, Kabupaten Serang ini,  terdapat kisah sukses dari sebuah inisiatif yang bernama Klaster Telur Asin Abinisa. 

Berkat adanya klaster inj, para pembuat telur asin dapat memproduksi telur dengan kualitas yang lebih baik dan jumoah yang lebih banyak. Klaster ini juga berhasil meningkatkan kapasitas usaha masyarakat dan memperkuat kerja sama antar pelaku usaha. Selain itu, mereka juga memiliki akses pasar yang lebih luas, baik lokal maupun nasional. Hal ini tentu saja berdampak positif pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Sujung.

Klaster ini dibentuk sejak tahun 2018, yang awalnya hanya fokus pada produksi telur asin. Namun karena dirasa memiliki potensi yang bagus, usaha ini mengembangkan produk baru yaitu egg roll, salted egg dan telur asin omega.

Produk yang awalnya hanya dipasarkan di sekitar Kabupaten Serang, kini berkat kualitas produk yang terjaga dan inovasi yang terus dilakukan berhasil membuat usaha ini menembus pasar lokal. Namun saat ini, mayoritas penjualan produk dipasarkan secara online melalui berbagai platform e-commerce. 

Berkat keberhasilan yang telah dicapai, Klaster Usaha Desa Sujung berhasil diundang oleh BRI dalam acara Brilian Indepence Week 2024 yang diselenggarakan di Kantor Pusat BRI, Jakarta Pusat.

Diketahui, Kaster ini  menggunakan kepala udang sebagai pakan bebek yang merupakan sebuah  inovasi  pembeda produk yang diproduksi dengan produk sejenis. Namun, ketersediaan bahan baku kepala udang terkadang menjadi tantangan tersendiri. Saat ini, klaster usaha telur asin Abinisa telah berhasil memiliki omset per bulan dapat mencapai ratusan juta Rupiah. 

"Tantangan bagi usaha kami adalah ketersediaan bahan baku kepala udang," ungkap Susi Rahwati, pemilik UMKM Abinisa. 

"Kami mendapatkan pasokan kepala udang dari supplier, namun terkadang terjadi keterlambatan pengiriman dapat mengganggu produksi," ujarnya. 

Berkat dukungan BRI, usaha tersebut dapat mengembangkan usahanya dan memperluas pasar. Selain dukungan finansial, BRI juga memberikan pelatihan-pelatihan yang sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha, seperti pelatihan pemasaran digital dan pengembangan produk.

“BRI sering memberikan arahan atau pendampingan untuk UMKM kelompok kami,” imbuh Susi.

Pemberdayaan Klaster Usaha sendiri merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah, sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya. 

Hingga akhir Juli 2024 tercatat BRI telah memiliki 31.488 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku. BRI juga telah menyelenggarakan 2.184 pelatihan dalam program Klasterku Hidupku tersebut.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa program Klasterku Hidupku merupakan salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pemberdayaan.

"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," ungkap Supari.

Tags

Terkini