PITUTUR.id - Google Maps, platform peta digital yang populer di dunia, kini memiliki fitur baru yang dapat membantu penggunanya untuk memantau kualitas udara dan cuaca di lebih dari 100 negara.
Fitur ini bernama Air Quality Application Programming Interface (API) atau API Kualitas Udara, yang mencakup data dan prediksi matahari, kualitas udara, hingga serbuk sari pemicu alergi.
Baca Juga: Tren Otomotif Indonesia 2023: Teknologi Canggih dan Ramah Lingkungan
Fitur ini ditujukan untuk mengatasi realitas iklim baru di dunia, yang sering kali menyebabkan polusi udara, perubahan cuaca, dan dampak kesehatan bagi manusia.
Dengan fitur ini, pengguna Google Maps dapat melihat indeks kualitas udara lokal dan universal, titik panas polusi, dan rincian polutan di area tertentu.
Fitur ini juga menggunakan machine learning untuk menambahkan elemen prediktif pada data kualitas udara, dengan menggunakan informasi lalu lintas langsung, data kemacetan, dan volume mobil untuk memperkirakan polutan di area tertentu.
Selain itu, fitur ini juga dapat memberikan rekomendasi kepada pengguna tentang cara mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kesehatan lingkungan.
Namun, fitur ini hanya bisa diakses melalui aplikasi atau situs perusahaan atau pihak ketiga yang berlangganan jasa Google Maps.
Google Maps sendiri merupakan sekumpulan API dan alat pengembangan perangkat lunak (SDK) yang memungkinkan pengembang menyematkan Google Maps ke dalam aplikasi seluler dan situsnya atau untuk mengambil data dari Google Maps.
Fitur API Kualitas Udara ini merupakan bagian dari misi Google untuk “membantu individu, kota, dan mitra secara kolektif mengurangi 1 gigaton emisi karbon setiap tahunnya”.
Fitur ini menggunakan data internal dan data publik, serta teknologi geospasial perusahaan lainnya, seperti Google Earth, Earth Engine, dan Environmental Insights Explorer.
Tahun lalu, fitur lapisan kualitas udara di seluruh dunia sebenarnya sudah ditambahkan oleh Google Maps. Tapi, API kualitas udara terbaru ini memperluas penawaran data kepada klien.
Fitur ini juga merupakan salah satu upaya Google untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB, khususnya terkait dengan aksi iklim dan kesehatan.
Pantauan KompasTekno. Kamis (9/6/2022), pilihan Air Quality sudah tersedia di Google Maps di Indonesia.
Artikel Terkait
Hujan Buatan di Jakarta: Upaya Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Modifikasi Cuaca, Efektif kah?
Tangkal Pencurian Ikan Kerapu, 5 Mahasiswa UNY Kembangkan Teknologi Ini
Teknologi, Teman Setia Keluarga di Masa Pandemi
Industri Otomotif: Beradaptasi dengan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Daya Saing di Era Industri 4.0
Tren Otomotif Indonesia 2023: Teknologi Canggih dan Ramah Lingkungan