Meski Jadi Salah Satu Sasaran Boikot, PT Unilever Indonesia Raih Laba Bersih 10 Triliun di Kuartal III 2023 

PITUTUR.id - Unilever adalah salah satu brand yang menjadi sasaran boikot dari masyarakat yang tidak setuju dengan tindakan Israel terhadap Palestina.

Produk-produk Unilever sudah sangat familiar di Indonesia dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sabun, pembersih tubuh, pewangi pakaian, minuman dan Skincare.

Boikot ini ternyata memberikan dampak negatif bagi Unilever, karena produk-produk mereka mengalami penurunan penjualan yang cukup besar.

Saham Unilever pun terus merosot dari hari ke hari, dan pada hari ini saham mereka turun lagi sebesar 1,88%.

Baca Juga: 6 Produk Skincare Unilever yang Digemari di Indonesia, Apakah Anda Salah Satu Penggunanya?

Namun dibalik itu semua, PT Unilever Indonesia sendiri baru saja merilis laporan keuangan untuk 9 bulan pertama tahun 2023.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Perseroan berhasil mencapai penjualan bersih sebesar Rp10,2 triliun di Kuartal III 2023, dengan peningkatan penjualan domestik sebesar 3,3% dan volume domestik sebesar 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Perseroan juga mencatat kenaikan margin kotor sebesar 483 bps dari Kuartal 3 2022.

Yang lebih mengesankan lagi, laba bersih Perseroan tumbuh sebesar 21,0% year on year dan mencapai Rp1,4 triliun.

Baca Juga: Ramai Boikot Produk Zionis, Saham Unilever Alami Penurunan, Inilah Penyebabnya!

Kategori Home dan Personal Care mencatat pertumbuhan penjualan domestik sebesar 1,8%, didorong oleh pertumbuhan volume sebesar 3,6%, salah satunya berkat inovasi merek Pepsodent dengan meluncurkan kembali Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang yang mengklaim dapat memperkuat gigi 10 kali lebih kuat.

Selain itu, peluncuran Sunsilk anti dandruff juga membantu mempertahankan posisi di segmen anti ketombe.

Pada kategori Food dan Refreshment, Perseroan mencatat penjualan domestik yang solid dengan pertumbuhan sebesar 6,1%, didorong oleh peningkatan volume sebesar 5,7%.”