10 Kuliner Khas Jawa Timur Ini Diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Apa Saja?

Ilustrasi pecel. (Ricka Milla Suatin )

PITUTUR.id - Ada banyak makanan khas Jawa Timur yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Berikut beberapa di antaranya.

Pernyataan ini menunjukkan nilai serta ciri khas kuliner Jawa Timur di kancah internasional, juga merupakan pencapaian besar bagi penduduk Jawa Timur.

Warisan Budaya Tak Benda adalah pengetahuan, tradisi, dan keterampilan yang dipindahkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya di dalam suatu kelompok masyarakat.

Beberapa makanan khas Jawa Timur yang terkenal meliputi rawon, rujak cingur, sego sambel, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Mengintip Menu Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis di Surabaya

Ini menunjukkan bahwa kuliner Jawa Timur tidak hanya enak, tetapi juga memiliki warisan budaya dan sejarah yang penting.

1. Lodho (Kabupaten Trenggalek)

Makanan khas Mataraman yang disajikan dengan santan dan rempah-rempah yang kaya cita rasa.

Lodho umumnya menggunakan ayam kampung yang dipanggang sebelum dimasak dengan bumbu khas, menciptakan rasa yang nikmat dan beragam.

2. Rawon Nguling (Kabupaten Probolinggo)

Rawon khas Nguling ini terkenal karena memiliki kuah hitam pekat yang berasal dari kluwek.

Daging sapi yang dimasak dalam kuah kluwek ini memiliki rasa yang istimewa dan dalam, sehingga menjadi salah satu makanan ikonik dari Probolinggo.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Hits di Bangkalan: Destinasi dan Kuliner Favorit yang Wajib Dicoba!

3. Ledre (Kabupaten Bojonegoro)

Ledre merupakan makanan ringan yang terbuat dari tepung beras dan memiliki aroma pisang yang unik.

Snack favorit yang sering dijadikan oleh-oleh dari Bojonegoro adalah camilan yang tipis dan renyah.

4. Cakee (Kabupaten Sumenep)

Hidangan khas Madura ini umumnya disuguhkan sebagai menu pertama dalam acara-acara spesial.

Kue memiliki rasa yang gurih dan tekstur yang lembut, tetap menjadi kuliner tradisional yang dijaga keberlangsungannya di Sumenep.

5. Kaldu Kokot (Kabupaten Sumenep)

Kaldu kokot berasal dari daerah Kabupaten Sumenep, tepatnya di Madura.

Kuah beningnya diperkaya dengan rempah dan sering disantap dengan berbagai lauk seperti kikil, memberikan rasa khas Madura yang dalam.

Baca Juga: 5 Rumah Makan Populer di Sampang, Tawarkan Banyak Menu Makanan Enak Recommended!

6. Rujak Cingur (Kota Surabaya)

Rujak cingur merupakan hidangan khas Surabaya yang terdiri dari campuran sayuran, buah, dan potongan daging sapi bagian mulut (cingur).

Makanan ini disuguhkan dengan saus petis pekat, menciptakan rasa yang istimewa dan enak.

7. Sego Krawu (Kabupaten Gresik)

Sego krawu berasal dari daerah Kabupaten Gresik.

Nasi tersebut disajikan dengan potongan daging sapi yang dimasak dengan rempah-rempah khas dan taburan serundeng, menciptakan rasa gurih dan enak yang sempurna.

8. Pecel Madiun (Kota Madiun)

Pecel Madiun merupakan hidangan yang terdiri dari aneka sayuran segar yang dilumuri bumbu kacang.

Kelezatan bumbu kacang yang khas dan segar membuat kuliner ini sangat digemari oleh penduduk Madiun dan sekitarnya.

Baca Juga: Antusiasme Tinggi Peserta di Surabaya Halal Festival 2024, Ada Izin Usaha Hingga Digital Marketing

9. Pecel Semanggi (Kota Surabaya)

Pecel semanggi adalah hidangan khas yang terdiri dari sayuran semanggi yang ditumis dan disiram dengan bumbu kacang.

Kuliner tradisional ini tetap dijaga keberadaannya di Surabaya.

10.Brem Madiun (Kabupaten Madiun)

Brem Madiun, yang berasal dari Kabupaten Madiun, merupakan makanan ringan khas yang dibuat melalui proses fermentasi beras ketan.

Camilan ini memiliki cita rasa manis dengan sentuhan asam, serta tekstur renyah, sehingga sangat digemari oleh banyak orang.

Baca Juga: Yuk Kulineran! Ini 4 Referensi Sate Madura Enak di Bangkalan, Salah Satunya Legendaris Wajib Dicoba

Setiap makanan yang dianggap sebagai Warisan Budaya Takbenda memiliki nilai budaya dan sejarah yang signifikan.

Upaya ini adalah sebagai penghormatan terhadap ragam kuliner Jawa Timur dan untuk menjaga warisan tersebut agar tetap ada bagi generasi yang akan datang. Harapannya, pengakuan ini akan memperkuat rasa bangga masyarakat Jawa Timur terhadap warisan budayanya.***