Produk Pembalut Ini Diduga Terafiliasi dengan Israel? Ini Fakta Menurut Bdnaash

PITUTUR.id - Gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel atau mendukung penjajahan Palestina semakin meluas di Indonesia. Tak luput, Softex pun terjerat isu pro Israel.

Pembahasan keterkaitan Softex dengan Israel muncul setelah konsumen Indonesia yang peduli terhadap nasib Warga Gaza, korban Serangan Israel, menyoroti produk-produk Softex.

Perusahaan produk Softex yang diduga terafiliasi dengan Israel ini, diketahui awalnya milik Warga Negara Indonesia, kemudian diakuisisi oleh Kimberly-Clark, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat.

Baca Juga: Promo Eksklusif Merek Zoya: Diskon 20 Persen untuk Koleksi Busana Muslimah Viroblock, Ini Syaratnya

Kimberly-Clark sendiri diakui sebagai salah satu brand yang mendukung penjajahan Israel terhadap Palestina, demikian disampaikan oleh laman penelusuran bdnaash.

Menurut informasi yang dihimpun, daftar produk Softex Indonesia yang diduga mendukung Israel meliputi berbagai jenis produk, mulai dari pembalut wanita hingga masker.

Beberapa di antaranya mencakup Sweety dan Happy Nappy untuk perawatan bayi.

Softex Daun Sirih, Softex Celana Menstruasi, Softex Comfort Slim, Softex Natural Cool+, dan Kotex untuk perawatan kewanitaan.

Baca Juga: Matahari Berikan Kejutan Diskon Hebat untuk Skincare dan Kosmetik Hingga 30 November!

Selain itu, Confidence untuk perawatan dewasa, Softex Maternity untuk perawatan ibu hamil, serta Softies dan Kleenex untuk perawatan keluarga juga masuk dalam daftar tersebut.

Kimberly-Clark, induk Softex Indonesia, disorot oleh bdnaash sebagai brand yang secara terang-terangan mendukung penjajahan Israel atas Palestina.

Dengan informasi ini, masyarakat Indonesia yang peduli terhadap isu Palestina diimbau untuk berhati-hati dalam memilih produk-produk Softex.

samBaca Juga: Wow! Payday Special: Beli Galaxy Z Flip5 5G Online Exclusive, Dapat Diskon Hingga Rp 3 Juta dan Samsung Care 2 Tahun Gratis!

Keputusan untuk membeli kembali ke tangan konsumen yang diharapkan dapat membuat pilihan yang sesuai dengan keyakinan dan pandangan mereka terhadap isu konflik di Timur Tengah.