PITUTUR.id - Konflik antara Israel dan Palestina adalah salah satu konflik terpanjang dan paling rumit di dunia.
Konflik ini melibatkan klaim atas tanah, agama, identitas, hak asasi manusia, politik, dan keamanan. Konflik ini juga telah menimbulkan banyak korban jiwa, pengungsi, dan kerusakan di kedua belah pihak.
Untuk memahami akar konflik ini, kita perlu menelusuri sejarah hubungan antara orang-orang Yahudi dan Arab di wilayah yang disebut Palestina.
Wilayah ini memiliki nilai penting bagi tiga agama monoteistik besar, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Wilayah ini juga memiliki sejarah panjang yang dipengaruhi oleh berbagai kekuatan imperialis, kolonial, dan nasionalis.
Dari Zaman Alkitab hingga Perang Dunia Pertama
Sejarah konflik Israel-Palestina dapat ditelusuri kembali hingga zaman Alkitab, ketika orang-orang Yahudi percaya bahwa Tuhan telah berjanji untuk memberikan mereka tanah yang disebut Kanaan, yang mencakup sebagian besar wilayah Palestina saat ini.
Orang-orang Yahudi mendirikan kerajaan-kerajaan di wilayah ini, seperti Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda, yang kemudian dihancurkan oleh bangsa-bangsa asing, seperti Babilonia, Persia, Yunani, dan Romawi.
Selama berabad-abad, orang-orang Yahudi tersebar di berbagai belahan dunia, tetapi mereka tetap mempertahankan identitas dan keyakinan mereka sebagai bangsa terpilih Tuhan.
Mereka juga terus merindukan kembali ke tanah leluhur mereka, yang mereka sebut Zion. Sementara itu, wilayah Palestina juga dihuni oleh berbagai kelompok etnis dan agama, termasuk orang-orang Arab, yang sebagian besar menganut agama Islam.
Pada abad ke-19, muncul sebuah gerakan politik dan sosial yang disebut Zionisme, yang bertujuan untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina.
Gerakan ini dipicu oleh meningkatnya antisemitisme dan nasionalisme di Eropa, yang membuat banyak orang Yahudi merasa tidak aman dan tidak dihargai.
Salah satu tokoh Zionis yang terkenal adalah Theodor Herzl, yang mengadakan Kongres Zionis Pertama pada tahun 1897.
Pada tahun 1917, pemerintah Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour, yang menyatakan dukungan mereka terhadap pembentukan "tanah air nasional" bagi orang-orang Yahudi di Palestina.
Artikel Terkait
Ternyata 9 Produk Israel ini Sudah Masuk Pasar Indonesia, Bahkan Laris Manis, Apa Saja? Simak Selengkapnya
Gelombang Boikot Grab di Indonesia dan Malaysia, Ini Penjelasan Istri Pendiri Grab yang Dituduh Pro Israel
Netizen Boikot Unilever yang Dukung Israel dan LGBT, Ini 5 Merek Pasta Gigi Alternatif Pengganti Pepsodent
Boikot Produk Pro-Israel Apakah Efektif Mengguncang Ekonomi Israel ?