PITUTUR.id - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang merupakan salah satu proyek strategis pemerintah Indonesia dalam kerjasama dengan China, kini tengah menuai kontroversi.
Pasalnya, proyek yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan mobilitas antara dua kota besar tersebut, ternyata membawa dampak negatif bagi keuangan negara.
Sejak awal, proyek KCJB sudah menimbulkan perdebatan, baik dari segi kelayakan, manfaat, hingga biaya.
Banyak pihak yang meragukan bahwa proyek ini akan menguntungkan Indonesia, baik secara ekonomi maupun sosial. Bahkan, mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pernah menolak proyek ini dengan alasan bahwa jarak antara Jakarta dan Bandung terlalu pendek untuk membangun kereta cepat.
Namun, pemerintah Indonesia tetap bersikukuh untuk melanjutkan proyek ini dengan menggandeng China sebagai mitra utama.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu mengklaim bahwa proyek ini tidak akan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan tidak akan ada jaminan dari negara.
Selain itu, Jokowi juga berharap bahwa proyek ini dapat menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Namun, harapan tersebut kini terancam pupus. Pasalnya, proyek KCJB mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 17,8 triliun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kenaikan harga tanah, perubahan desain, hingga keterlambatan pembangunan.
Baca Juga: KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di Kereta, Korban Tak Proses Hukum
Akibatnya, China Development Bank (CDB) yang merupakan kreditur utama proyek ini, meminta pemerintah Indonesia untuk memberikan jaminan APBN untuk pinjaman utang sebesar US$ 560 juta atau Rp 8,3 triliun yang digunakan untuk menutupi cost overrun.
Selain itu, CDB juga mematok bunga utang sebesar 3,4 persen, jauh lebih tinggi dari harapan pemerintah yang hanya 2 persen.
Keputusan pemerintah Indonesia untuk menyetujui permintaan CDB tersebut, tentu saja menimbulkan kekecewaan dan kritik dari berbagai pihak.
Banyak yang menilai bahwa pemerintah telah ingkar janji dan melanggar komitmen awal yang mengatakan bahwa proyek ini tidak akan membebani APBN dan tidak akan ada jaminan dari negara.
Artikel Terkait
PM China di KTT ASEAN: Optimis Ekonomi China Cerah, Janji Tingkatkan Impor dari ASEAN
Puncak Ketegangan, China Larang Pejabat Pemerintah Menggunakan iPhone, Cek Faktanya!
China Open 2023: Greysia/Apriyani Melaju ke Final, Fajar/Rian Terhenti di Perempat Final
Segera Beroperasi, PT Kereta Api Cepat Indonesia China Buka Lowongan Kerja
China Hentikan Ekspor Pupuk Urea, Ini Dampaknya bagi Indonesia
China Memainkan Peran Utama dalam Perluasan BRICS
Bantai China Taipei 9-0, Indonesia U-23 Samai Prestasi 22 Tahun Lalu
Resep Nasi Goreng China Tanpa Kecap, Menu Wajib Restoran Mahal yang Praktis dan Ekonomis!
Timnas Indonesia U-24 Berangkat ke China 15 September, Indra Sjafri Lakukan Negosiasi
Jangan Terpengaruh oleh Hoaks Tenaga Kerja China, Ini Fakta-Fakta yang Bisa Membantu Anda Membedakan