PITUTUR.id - Xaviera Putri Ardianingsih, seorang perempuan berusia 23 tahun, tiba-tiba menjadi sorotan publik setelah penampilannya di acara Clash of Champions (CoC) yang diselenggarakan oleh Ruangguru.
Xaviera Putri dianggap sebagai sosok perempuan paket lengkap, yang artinya memiliki banyak kelebihan dari mulai cerdas, aktif, humble dan cantik.
Xaviera sendiri merupakan lulusan SMA Korea Science Academy of KAIST, Korea Selatan, dengan spesialisasi dalam jurusan Computer Science & Business Technology Management, yang ditempuh dengan beasiswa penuh.
Baca Juga: 9 Potret Kompak Xaviera Putri dan Sabrina Anggraini, Ternyata Adik Ipar Belva Devara
Di podcast Denny Sumargo, Xaviera menceritakan pengalamannya saat SMA di Korea, di mana dia menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sangat kompetitif.
Meski begitu, dia bersyukur tidak pernah mengalami bullying di masa sekolahnya.
"Masa pertama saya di SMA di Korea, saya sangat tertekan. Tapi alhamdulillah, saya tidak pernah mengalami bullying," ujar Xaviera.
Kendati demikian, dia mengaku tetap kesulitan mengimbangi kemampuan murid-murid asli Korea dan merasa perlu belajar dengan sangat keras.
Baca Juga: Keren! Si Jenius Xaviera Clash of Champions Ternyata Dapat Beasiswa Sejak SD
"Saat pertama kali sampai di sana, saya harus bersaing dengan siswa-siswa top dari Korea, itu membuat saya kaget. Saya belajar setiap hari sampai larut malam," katanya.
Selain tantangan akademik, Xaviera juga menghadapi kesulitan dalam menjaga identitasnya. Sebagai satu-satunya mahasiswa berhijab di angkatannya, dia seringkali dihadapkan pada stereotip dan cap buruk dari orang sekitarnya.
"Saya menghadapi banyak kesulitan dengan identitas saya. Sebagai contoh, sebagai satu-satunya yang memakai jilbab di angkatan saya, orang sudah memiliki stereotip sebelum saya berbicara atau berinteraksi dengan mereka," ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Idola Baru Kaum Muda, Simak Fakta Menarik Xaviera Putri Peserta Clash of Champions
Meski demikian, Xaviera tetap berhasil melewati masa-masa sulit tersebut dan bangkit di tahun kedua di Korea Selatan.
Kisah perjuangannya tidak hanya menginspirasi tetapi juga menjadi cerminan betapa pentingnya keteguhan dan semangat dalam menghadapi tantangan di lingkungan yang baru dan berbeda budaya.***
Artikel Terkait
Pj Bupati Bangkalan, Arief Moelia Edie Memperoleh Gelar Profesor Kehormatan
Gorontalo Alami Banjir Bandang, BMKG Ungkap Faktor Penyebabnya
Pj Bupati Bangkalan, Arief Moelia Edie, Sebut Lembaga Pemerintahan Masih Rentan Tindak Pidana Korupsi
Utsawa Dharmagita Tingkat Nasional XV Dibuka, Kontingen DIY Tampil di 17 Cabang Perlombaan
Jelang HUT ke-79 RI, Grace Natalie Sebut Infrastruktur IKN Sudah Siap