Pitutur.id - Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) berinovasi mengubah limbah ternak sapi menjadi pupuk.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tim Pitutur.id dari situs resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, pemilihan Desa Tempurejo dikarenakan jumlah peternak sapi mencapai 642 orang.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan, Kesehatan ternak, dan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Maka perlu adanya pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak sapi tersebut.
Adapun limbah ternak sapi adalah sisa-sisa yang dihasilkan dari aktivitas peternakan sapi, termasuk kotoran sapi, sisa pakan, urine, dan bahan organik lainnya.
Baca Juga: Sudah Coba Tempat Wisata di Bangkalan Madura Ini? Cocok untuk Keluarga, Ada Pantai hingga Bukit
Pengelolaan limbah ternak sapi yang baik sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan, kesehatan ternak, dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Diperkirakan produksi limbah ternak sapi di Desa Tempurejo mencapai lima kuintal per hari di satu dusun bahkan dapat mencapai satu ton per hari dari jumlah keseluruhan yang ada.
Dengan adanya PKM dari mahasiswa Polije diharapkan polusi udara dan lingkungan, seperti bau yang menyengat dan dapat mengganggu lingkungan sekitar bisa dicegah sehingga penyebaran penyakit bisa diantisipasi.
Menurut penjelasan yang disampaikan salah satu mahasiswa Jurusan Produksi Pertanian, Polije bernama Selvi Nur Isnaini.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Instansi Pusat di Seleksi CPNS 2024 Butuh Syarat Tinggi Badan
Tujuan dari adanya kegiatan ini untuk mengurangi limbah kotoran ternak dan meningkatkan potensi pertanian di desa tersebut.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi limbah kotoran ternak untuk meningkatkan potensi pertanian di Dusun Karanganyar, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember,” jelas Selvi.
Lebih lanjut, Silvi menjelaskan proses dari pemanfaat limbah ternak sapi yang dilakukan bersama tersebut.
Menurutnya, untuk bisa menghasilkan pupuk kandang yang baik, decomposer disemprotkan pada kotoran sapi dan diaduk hingga merata, kemudian ditutup menggunakan terpal dan didiamkan selama tiga minggu.
“Dekomposer disemprotkan pada kotoran sapi, kemudian diaduk hingga merata. Setelah itu, ditutup menggunakan terpal dan didiamkan selama tiga minggu, sehingga menghasilkan pupuk kandang,” lanjutnya.
Silvi juga menyebutkan jika nutrisi yang terdapat dalam pupuk tersebut bisa meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki strukturnya, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga lebih ramah lingkungan.
“Nitrogen membantu dalam pembentukan protein dan klorofil, fosfor berperan dalam pembentukan akar, bunga, dan buah, sementara kalium diperlukan untuk mengatur proses metabolisme tanaman,” tutur Selvi.
Sebagai informasi tambahan PKM itu dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Produksi Pertanian, Polije bersama Relawan Peduli Masyarakat Jember Desa Tempurejo.***