PITUTUR.id - Israel melaporkan penemuan varian baru Covid-19 yang bernama BA.2.86 untuk pertama kalinya pada Minggu (20/8/2023).
Varian ini sebelumnya telah diidentifikasi di Amerika Serikat, Inggris, dan Denmark, dan menjadi kasus keempat yang diketahui di seluruh dunia.
Menurut laporan media setempat, Israel Public Broadcasting Organization (KAN), varian baru ini memiliki banyak mutasi yang dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Baca Juga: KBRI Khartoum Pulangkan Lima WNI Korban Terdampak Konflik Sudan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan BA.2.86 sebagai "varian di bawah pengawasan" karena potensi risikonya.
Israel saat ini menghadapi gelombang keempat pandemi Covid-19, dengan lebih dari 8.000 kasus baru per hari.
Pemerintah telah memberlakukan pembatasan baru, termasuk kewajiban menunjukkan sertifikat vaksinasi atau hasil tes negatif untuk memasuki tempat-tempat tertentu.
Baca Juga: Pemerintah Melarang LGBT, Aktivis Soroti Ancaman di Malaysia
Israel juga telah memulai program pemberian dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech kepada warga yang berusia di atas 60 tahun.
Sementara itu, para ahli di Amerika Serikat juga mengeluarkan peringatan tentang kemunculan varian baru Covid-19 lainnya, yaitu BA.6, yang diduga sudah ada di negara tersebut.
Varian ini memiliki mutasi yang sama dengan varian Delta, yang telah menyebabkan lonjakan kasus di banyak negara.
Baca Juga: Termasuk Indonesia, Ini 7 Negara yang Pernah Memindahkan Ibu Kota dan Alasannya...
Para ahli menyerukan agar masyarakat kembali mengenakan masker dan menjaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran varian baru.
Artikel Terkait
Fenomena Lansia di Jepang yang Memilih Jadi Kriminal
Thailand Ancam Tindak Hukum Facebook Terkait Penipuan
Ketakutan LGBTQ Meningkat di Malaysia Akibat Pengaruh Islamis
Pemerintah Melarang LGBT, Aktivis Soroti Ancaman di Malaysia
KBRI Khartoum Pulangkan Lima WNI Korban Terdampak Konflik Sudan