PITUTUR.id - Jember Fashion Carnaval (JFC) telah menjadi karnaval kelas dunia dengan tema "Algoritma" yang menampilkan sejumlah kostum khas yang memukau.
Presiden JFC, Budi Setiawan pun membahas perkembangan acara ini sejak awal berdiri pada tahun 2003. Dia menjelaskan bagaimana tema "Algoritma" terdiri dari berbagai komponen, termasuk dampak sosial dan politik.
"Sejak berdiri tahun 2003, JFC telah berkembang menjadi salah satu karnaval fesyen terbesar di dunia, sehingga tema Algorithm menggambarkan perjalanan itu sebagai serangkaian instruksi yang kompleks," kata Budi Setiawan seperti dikutip Pitutur.id dari Antara.
Baca Juga: Hadiri Jember Fashion Carnaval 2024, Aurel Hermansyah Tampil Memukau dengan Kombinasi Warna Berani
Peserta JFC menampilkan busana dengan detail dan desain yang menakjubkan, menjadikan acara ini sangat diantisipasi oleh fans fesyen global.
Pengunjung yang datang juga dapat menikmati acara-acara pendukung seperti pameran, workshop, dan pertunjukan musik yang meningkatkan keseruan festival.
Pada tahun ini, JFC tidak hanya menunjukkan kekreatifan dalam bidang fesyen, tapi juga menggabungkannya dengan teknologi dan budaya lokal, menciptakan pengalaman yang unik dan memukau bagi para penonton.
Karnaval ini turut berkontribusi positif terhadap pariwisata dan perekonomian lokal. Kedatangan banyak wisatawan domestik maupun mancanegara ke Jember untuk menyaksikan JFC secara langsung telah meningkatkan pendapatan sektor pariwisata dan industri kreatif di daerah tersebut.
"JFC merupakan industri kreatif di bidang fesyen dan budaya yang memiliki efek ganda mendongkrak sektor ekonomi dan UMKM di Jember," ujar Bupati Jember, Hendy Siswanto
Dengan berbagai ide baru dan kreativitas yang terpancar, JFC 2024 berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu karnaval mode terbesar dan paling ditunggu-tunggu di dunia.
Bukan hanya menunjukkan keelokan dan keberanian, melainkan juga memberikan manfaat positif bagi masyarakat dan pariwisata setempat.***